Rabu, 09 Februari 2011

I Don't Believe in Government

Alasan saya tidak lagi tertarik menonton tv yang pertama adalah pemerintah. Saya tidak bisa percaya pada mereka lagi, saya tidak tau harus percaya pada siapa lagi di pemerintahan. Actually Indonesia is a great great country, but ..sorry to say, its government destroy itself. Saya memang awam soal hukum dan politik, tapi saya cukup waras untuk menyadari ada banyak hal yang tidak beres pada kedua hal tadi di negara ini.

Saat akhirnya saya memutuskan untuk menonton berita, supaya update. Saya langsung disuguhkan kenyataan bahwa hukum sangat tumpul di negara ini, untuk yang punya uang. Gayus-okey, semua orang kenal, tau kasus dan kontroversinya. Dia yang kita tau menerima suap-dan juga melakukan suap banyak sekali, menyatakan bahwa dia hanyalah kelas teri, bukan kakap, apalagi hiu. I just can't imagine who is that 'kakap' or 'hiu'? how much money they take? where the hell are they now? Duduk menonton tv di rumah, sambil was-was kejahatannya terbongkar? Atau tersenyum santai karena mereka pikir uang dan kekuasaan bisa 'melindungi' mereka.

Waktu itu berita tv kemudian berganti, saya tidak ingat persis soal apa, tapi soal rakyat kecil. Langsung lah saya matikan tv, entah kenapa hati saya sakit, karena keadaan begitu kontras di sini. Begitu besar gap antara yang kaya dan miskin. Apa kabar sila "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia"?
Apa kabar Pancasila yang sedari kecil kita pelajari butir-butirnya, belasan tahun kita dibacakan sila per sila, belasan tahun kita 'dipaksa' memahami makna-maknanya, fungsinya sebagai pedoman negara. Tapi kemudian ketika semakin dewasa, ketika tidak ada lagi pelajaran ataupun kuliah Pancasila, kita lupakan semua begitu saja. Bam! hilang. Percuma.

Sekarang menonton berita sama halnya dengan menonton sinetron. Ada banyak kejutan, ada emosi, banyak ekspos berlebihan ... tidak pernah ada ending yang jelas, gantung, sementara itu muncul 'sinetron-sinetron' baru yang mengalihkan perhatian.

Dunia yang ada di atas sana, dunia mereka yang punya jabatan, jadi terasa blur ... jadi opini kita sangat mudah dibentuk oleh berita di media.
Mungkin salah kalau kemudian saya jadi tidak peduli, jadi tidak mau berpikir soal negara sama sekali. Saya sebenarnya tidak seapatis itu juga ... saya peduli, saya ingin pemerintah yang lebih baik, saya berharap kualitas hidup semua warga negara semakin tinggi dan merata.
Tapi semua itu terasa terlalu jauh kalau saya lihat dari tempat saya sekarang.

Saya pun lelah, mengikuti berita yang makin bikin nyesek setiap hari. You can call me apathetic, but I can't help myself to care again ...

0 komentar:

Posting Komentar