Selasa, 10 Agustus 2010

Jarak



Resiko. Konsekuensi.
Yap, dua hal itulah yang biasanya menjadi alasan, kenapa kita harus menerima suatu keadaan yang bukan keinginan kita. Keadaan yang menyusahkan hidup kita.
Biasanya kita akan bilang, "Yah udah resikonya kaya gini..."
Atau, "Emang udah konsekuensinya, jadi harus terima."
kalimat-kalimat di atas bisa jadi hanya penghiburan, supaya hati kita pelan-pelan menerima kenyataan.

Saya menulis ini karena sebuah berita yang sekitar satu jam lalu saya dengar, kepindahan Bapak saya ke Pamekasan, sebuah Kabupaten di Madura, di pulau penghasil garam itu.
Iya mungkin saya terlalu mellow dan menye-menye banget kalau sampai sedih. Bagaimanapun Masih banyak keluarga lain yang harus terpisah jauh, lebih jauh dari jarak saya dan Pamekasan-Pamekasan itu.
Tapi tetep aja..... it feels so sad, setidaknya waktu kita semua harus tinggal di Kalimantan, kita bareng-bareng, satu keluarga. Yang tetap saling memiliki meski di tempat asing.

Ini ditambah lagi gosip-gosip yang beredar sebelumnya, bahwa Bapak dipindah di daerah Tegal, jadi nggak jauh-jauh amat lah, lebih dekat. Dan itu udah bikin Bapak dan Ibu ngerasa happy-happy sendiri.
Tapi begitu diangkat tinggi-tinggi oleh si gosip tidak bertanggung jawab itu, Bapak dijatuhkan begitu kejamnya ke bawah dengan fakta bahwa beliau justru semakin dijauhkan dari kami.

Oke, itulah resikonya, itulah konsekuensi dari pekerjaan.
Dan saya bukan anak kecil lagi, jadi saya haru sadar bahwa hidup itu move on,
kita tidak sedang berjalan di tempat, meski itulah tempat teraman dan ternyaman bagi kita.
Kita boleh benci perubahan, kita boleh benci jarak, kita boleh benci dan enggan untuk keluar dari lingkaran aman.
Tapi itu mutlak dalam hidup.
Itu mutlak harus dilakukan siapa pun yang mau maju.

Tempat teraman adalah keluarga
Tempat ternyaman adalah keluarga
Tapi ada saatnya di mana kita harus keluar dari situ
Belajar membangun keluarga baru
Tempat aman dan nyaman yang baru

Dan lagipula, jika tidak ada jarak, kita tidak bisa merasakan apa itu rindu.

"If this is what I call home, why does it feels so alone?"
kutipan Saltwater Room-nya Owl City yang sering terasa 'gue banget' berputar-putar lagi di kepala saya.

0 komentar:

Posting Komentar