Haha senang berlebih, maklum selama beberapa hari terakhir nggak pernah berhasil tetap terjaga jam segini. Biasanya pasca Subuh, molor sampe jam 10an (ambil rata-rata). Like hangover, sampe 3 kali kelewatan loket KRS di kampus.
Yak, kita akan membahas twitter hari ini Saudara-saudara.
Twitter ini sekarang udah kaya .... kebutuhan? gaya hidup? gitu lah ... sarana eksis mungkin. Jadi sekarang saya juga udah pindah hati ke twitter, yang saya buka pertama kali pastilah tweetdeck, buat sekedar ngecek timeline, atau baca-baca twit menarik orang-orang dan memberi reaksi.
Simple. Itu salah satu alasannya, mengingat jejaring sosial sebelah-you know lah, terlalu banyak drama bok... telah terinvasi orang-orang yang dipanggil 'alay'. Dan twitter ini banya manfaatnya.
Somehow, twitter bisa jadi infotainment yang lebih real. Kalau kita emang tertarik banget sama hidupnya seleb, dan pengen banget tau dia ke mana, makan apa, sama siapa, lagi apa (kaya pacar posesif), follow lah dia di twitter. Terkadang mereka lebih buka-bukaan ketimbang ke infotainment, misalnya si artis A yang jadian sama si artis D, lebih cepet kita tau dari twitter. Apalagi kalau si artis ternyata TDA, twitter display attention (maksa), lagi ke sini ngetwit, lagi ke sana ngetwit..... pasti fans beratnya akan sangat puas :D
Di sisi lain, banyaknya account yang suka membagikan info-info pengetahuan umum bisa bikin kita tambah pinter. Macam @faktanyaAdalah dan masih banyak lagi. Terkadang berita-berita seperti gempa gitu lebih cepat menyebar di sini.
Dan juga lebih enakan nyampah di twitter, karena gampang aja gitu... nggak perlu kita nggak enak karena gonta-ganti status, karena dari namanya aja 'twitter' wajar dong kalau kita suka berkicau-kicau.
Sebenernya yang pengen saya bahas di sini adalah following dan follower. Sadar nggak sih, bahwa orang-orang, bahkan mungkin diri kita sendiri (sambil ngaca...) suka terobsesi dengan jumlah follower? Wajar sih, mengingat jumlah follower mencerminkan seberapa eksis kita, seberapa kita dikenal dan 'diinginkan'. Dan sifat alami manusia banget kalau pengen eksis, pengen keliatan wah.
Makanya beberapa dari kita (saya juga dulu-dulu) suka minta di follow back oleh teman yang kita follow. Tapi setelah dipikir-pikir lagi... twitter bukan facebook atau friendster, di mana harus ada hubungan dua arah. Ada add dan ada approve. Ada request dan ada confirm. Twitter cuma soal follow, kalau kita mau ngikutin semua yang dia post, dan unfollow kalau nggak mau. Just it!
Tanpa saling mem-follow pun kita bisa juga saling berbagi info, saling sapa, asal ada user name aja.
Jadi kalau kita nemuin twitter teman, tapi kita berasa nggak harus mem-follow dia, karena mungkin dia juga nggak pernah ngetwit (cuma pengen punya twitter aja), atau nggak begitu kenal, atau nggak ngerti bahasanya dia (masa sih tapi?) ya nggak harus difollow.
Followlah yang benar-benar membuat kita tertarik, misal kalau kita suka quote di film-film, pilihlan @BestFilmQuotes. Atau kalau suka yang lucu-lucu followlah @fitrop dan komedian lain.
Butuh berita akurat? follow acara berita tv.
Afganisme, follow Afgan. Vidies, follow Vidi Aldiano. Suka Super Junior, silahkan follow yang sama-sama suka biar bisa share. Temen deket yang sama-sama suka ngetwit mellow, monggo saling retweet. Temen SMA, follow lah biar keep in touch.
Dan nggak harus mereka follow back kita kan? toh kitanya juga yang mau follow mereka bukan atas permintaan siapa-siapa, apa lantas mereka HARUS ikutan follow kita kalau dari awal nggak niat?
Jujur aja, suka lucu kalau liat ada yang minta follow back ke artis. "Kak, follback aku ya please...." "Minta follbacknya dong..." dan sebagainya.
Buat apa? biar si artis juga ngikutin aktivitas sehari-hari kita? Atau buat bangga-bangga, "Waw difolbek sama @VidiAldiano loh....." atau biar kita bisa ganggu dia dengan curhatan kita di timeline?
Mungkin karena kebiasaan add-approve masih kebawa-bawa? jadi follow nggak afdol kalau nggak di follow balik.
Kalau menurut pemikiran saya, yang sekarang lebih terbuka dengan dunia twitter ini, followlah orang seperti kamu mencintai seseorang. Cintai dia dengan tulus tanpa mengharap balasan (tsaelaaahhh................). Jadi follow aja dia, masalah dia follow balik apa nggak, ya itu urusan dia.
Tergantung dia merasakan hal yang sama apa nggak, 'hal yang sama'= rasa butuh ngefollow.
Maka dari itu, sejak awal, follow aja orang yang tepat, jangan yang asal kenal. Kalau ternyata dia kerjaannya rumpi, ngeluh, gosip, nyampah, kan jadi ganggu.
Semakin dikit follower kita, semakin kita bebas ngetwit nggak penting,.Tapi kalau ternyata eh ternyata kita lumayan eksis, ya semakin bijaklah ngetwit, just twit something, not everything.
Dan kalau bisa post lah sesuatu yang inspiratif dan menghibur sesekali :D
Yak, kita akan membahas twitter hari ini Saudara-saudara.
Twitter ini sekarang udah kaya .... kebutuhan? gaya hidup? gitu lah ... sarana eksis mungkin. Jadi sekarang saya juga udah pindah hati ke twitter, yang saya buka pertama kali pastilah tweetdeck, buat sekedar ngecek timeline, atau baca-baca twit menarik orang-orang dan memberi reaksi.
Simple. Itu salah satu alasannya, mengingat jejaring sosial sebelah-you know lah, terlalu banyak drama bok... telah terinvasi orang-orang yang dipanggil 'alay'. Dan twitter ini banya manfaatnya.
Somehow, twitter bisa jadi infotainment yang lebih real. Kalau kita emang tertarik banget sama hidupnya seleb, dan pengen banget tau dia ke mana, makan apa, sama siapa, lagi apa (kaya pacar posesif), follow lah dia di twitter. Terkadang mereka lebih buka-bukaan ketimbang ke infotainment, misalnya si artis A yang jadian sama si artis D, lebih cepet kita tau dari twitter. Apalagi kalau si artis ternyata TDA, twitter display attention (maksa), lagi ke sini ngetwit, lagi ke sana ngetwit..... pasti fans beratnya akan sangat puas :D
Di sisi lain, banyaknya account yang suka membagikan info-info pengetahuan umum bisa bikin kita tambah pinter. Macam @faktanyaAdalah dan masih banyak lagi. Terkadang berita-berita seperti gempa gitu lebih cepat menyebar di sini.
Dan juga lebih enakan nyampah di twitter, karena gampang aja gitu... nggak perlu kita nggak enak karena gonta-ganti status, karena dari namanya aja 'twitter' wajar dong kalau kita suka berkicau-kicau.
Sebenernya yang pengen saya bahas di sini adalah following dan follower. Sadar nggak sih, bahwa orang-orang, bahkan mungkin diri kita sendiri (sambil ngaca...) suka terobsesi dengan jumlah follower? Wajar sih, mengingat jumlah follower mencerminkan seberapa eksis kita, seberapa kita dikenal dan 'diinginkan'. Dan sifat alami manusia banget kalau pengen eksis, pengen keliatan wah.
Makanya beberapa dari kita (saya juga dulu-dulu) suka minta di follow back oleh teman yang kita follow. Tapi setelah dipikir-pikir lagi... twitter bukan facebook atau friendster, di mana harus ada hubungan dua arah. Ada add dan ada approve. Ada request dan ada confirm. Twitter cuma soal follow, kalau kita mau ngikutin semua yang dia post, dan unfollow kalau nggak mau. Just it!
Tanpa saling mem-follow pun kita bisa juga saling berbagi info, saling sapa, asal ada user name aja.
Jadi kalau kita nemuin twitter teman, tapi kita berasa nggak harus mem-follow dia, karena mungkin dia juga nggak pernah ngetwit (cuma pengen punya twitter aja), atau nggak begitu kenal, atau nggak ngerti bahasanya dia (masa sih tapi?) ya nggak harus difollow.
Followlah yang benar-benar membuat kita tertarik, misal kalau kita suka quote di film-film, pilihlan @BestFilmQuotes. Atau kalau suka yang lucu-lucu followlah @fitrop dan komedian lain.
Butuh berita akurat? follow acara berita tv.
Afganisme, follow Afgan. Vidies, follow Vidi Aldiano. Suka Super Junior, silahkan follow yang sama-sama suka biar bisa share. Temen deket yang sama-sama suka ngetwit mellow, monggo saling retweet. Temen SMA, follow lah biar keep in touch.
Dan nggak harus mereka follow back kita kan? toh kitanya juga yang mau follow mereka bukan atas permintaan siapa-siapa, apa lantas mereka HARUS ikutan follow kita kalau dari awal nggak niat?
Jujur aja, suka lucu kalau liat ada yang minta follow back ke artis. "Kak, follback aku ya please...." "Minta follbacknya dong..." dan sebagainya.
Buat apa? biar si artis juga ngikutin aktivitas sehari-hari kita? Atau buat bangga-bangga, "Waw difolbek sama @VidiAldiano loh....." atau biar kita bisa ganggu dia dengan curhatan kita di timeline?
Mungkin karena kebiasaan add-approve masih kebawa-bawa? jadi follow nggak afdol kalau nggak di follow balik.
Kalau menurut pemikiran saya, yang sekarang lebih terbuka dengan dunia twitter ini, followlah orang seperti kamu mencintai seseorang. Cintai dia dengan tulus tanpa mengharap balasan (tsaelaaahhh................). Jadi follow aja dia, masalah dia follow balik apa nggak, ya itu urusan dia.
Tergantung dia merasakan hal yang sama apa nggak, 'hal yang sama'= rasa butuh ngefollow.
Maka dari itu, sejak awal, follow aja orang yang tepat, jangan yang asal kenal. Kalau ternyata dia kerjaannya rumpi, ngeluh, gosip, nyampah, kan jadi ganggu.
Semakin dikit follower kita, semakin kita bebas ngetwit nggak penting,.Tapi kalau ternyata eh ternyata kita lumayan eksis, ya semakin bijaklah ngetwit, just twit something, not everything.
Dan kalau bisa post lah sesuatu yang inspiratif dan menghibur sesekali :D
Baiklah, sudah panjang ternyata ... sok sok ahli jejaring sosial nih saya ... Well, ini cuma pemikiran saya aja ... karena saya pun pernah terobsesi dengan follower, pernah? mmh mungkin kadang-kadang bisa muncul lagi ya... *tersipu malu (eh, sampe masang badge 'follow me on twitter' di blog segala kauu....)
No, no no... jangan ah, mudah-mudahan omongan panjang lebar saya di atas bukannya malah saya langgar sendiri.
I write in peace ya... nggak bermaksud menyentil perasaan siapa pun... kalau ada yang nggak berkenan, saya mohon maaf V(^o^)
Have a nice Friday everyone....
0 komentar:
Posting Komentar