Ngomong-ngomong soal mendengarkan, mendengarkan dua kalimat ini cukup menyanjung saya lo...haha
"Eh kamu itu dari mukanya cocok kuliah di kedokteran, bukan di sini. Dari muka sama bawaannya cocoknya jadi dokter." kata Eti tiba-tiba.
"Iya, aku juga pernah bilang gitu ke dia. Mukanya kaya dokter." sambung Astri.
Entah itu maksudnya memuji atau apa, tapi kalau diingat-ingat beberapa orang pernah bilang kalau mukaku cocok jadi dokter. Haha, apalah arti sebuah muka? *melesetin dikit 'apalah arti sebuah nama' dari Shakespeare.
Iya kali, mungkin beberapa orang menganggap begitu. Mungkin keluargaku juga berpikir yang sama. Makanya mereka menyemangatiku untuk masuk FK dulu, sesuatu yang membuat aku jadi terdorong memiliki cita-cita yang sama.
Tapi karena keinginan itu mungkin aja nggak beneran tulus muncul dari dalam diri, atau aku yang kurang tekun berusaha, aku nggak bisa masuk FK. Dan nggak mungkin jadi dokter. Juga rela-rela aja tuh melepas keinginan itu.
Sekarang aku kuliah di Kesehatan Masyarakat, tadinya tau-tau dikit doang soal jurusan ini. Tapi sekarang udah semakin tau, semakin kenal, dan semakin berminat. Mungkin orang-orang, termasuk bapakku sendiri rada-rada nggak yakin ya sama jurusan ini, haha, tapi aku percaya kok, kalau Allah menempatkan aku di sini, Dia sudah punya rencana untuk aku. Rencana yang pasti indah, Dia lebih tau kan? Dia yang paling tau. Tinggal gimana kita menjemput rencan itu.
Dan soal mukaku yang cocok jadi dokter, haha....mudah-mudahan itu nggak membuatku langsung daftar SNMPTN dan nyoba masuk kedokteran, udah gila kali. Anggap sebagai intermezo aja, btw intermezo itu apaan ya?
Kuliah di Kesmas, so far so good... aku jadi sangat dekat dengan hal-hal terkait penyakit dan kesehatan. Dan lebih peduli soal itu, meski untuk menerapkan gaya hidup sehat itu susah minta ampun...
I will show to the rest of the world, that I'll be success in this way...
*kadang-kadang lebai juga diperlukan
0 komentar:
Posting Komentar